Pasar mobil listrik di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang semakin kuat dari tahun ke tahun. Data penjualan mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) mencerminkan peningkatan signifikan, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan.

Jika menengok ke belakang, pada tahun 2020 hanya ada 125 unit mobil listrik yang terjual di Indonesia. Angka tersebut naik menjadi 678 unit pada 2021, dan melonjak tajam menjadi 10.327 unit di tahun 2022. Laju pertumbuhan terus berlanjut di 2023 dengan penjualan 17.051 unit, hingga pada tahun 2024 jumlahnya hampir tiga kali lipat mencapai 43.188 unit. 

Memasuki tahun 2025, data penjualan dari Januari hingga Mei menunjukkan angka yang cukup mengesankan: 30.366 unit mobil listrik telah dikirim ke dealer (wholesales). Dari jumlah tersebut, BYD dan merek premiumnya, Denza, berhasil mencatatkan penjualan sebesar 15.978 unit. Ini berarti BYD menguasai sekitar 52,61% pangsa pasar mobil listrik di Indonesia selama lima bulan pertama 2025.

Lebih lanjut, jika dibandingkan dengan total wholesales nasional semua jenis kendaraan selama periode yang sama yang mencapai 316.981 unit, maka pangsa pasar mobil listrik berbasis baterai (BEV) kini mencapai 9,58%. Ini merupakan capaian yang cukup signifikan, mengingat beberapa tahun lalu penetrasi mobil listrik di Indonesia masih tergolong rendah. 

Angka-angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mulai menerima kehadiran mobil listrik sebagai alternatif kendaraan masa depan. Faktor pendukungnya antara lain adalah makin luasnya jaringan diler dan layanan purnajual, penambahan infrastruktur stasiun pengisian daya, serta meningkatnya pilihan model mobil listrik dengan harga dan fitur yang semakin kompetitif. 

Apakah ini menjadi pertanda bahwa era elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia telah benar-benar dimulai? Jika melihat data dan laju adopsi yang terus meningkat, jawabannya bisa jadi: iya.